Siomay Bandung
Aku pernah sampaikan rindu pada senja, dia begitu diam mendengarkan. Meski hampa, aku tetap merasa bahagia. karena sejuknya udara yang setia tak seperti dia yang sering kali pergi tanpa pernah memberi aba-aba. Dalam episode tulisan kali ini, aku mau berbagi sedikit cerita tentang seseorang yang terus-menerus gagal dalam urusan,,,,,,, cinta.
"Zak, lu gabut gak? temenin gua jalan-jalan dong, gua mau cerita juga.", serunya, lewat aplikasi pesan singkat yang bunyi notifikasinya memecahkan kesunyian malam itu.
"Hah? engga kok engga, ayo kapan berangkat?" Jawabku pura-pura gak sibuk, sambil segera merapihkan buku-buku dan alat tulis, karena memang saat itu aku sedang mengerjakan tugas-tugas kuliah yang tak kunjung selesai.
"Jemput gua ya, kabarin kalo udah sampe", tambahnya, pada bubble berwarna hijau di bawah.
Aku langsung bergegas memakai celana jeans hitam yang sudah menggantung di belakang pintu selama seminggu lamanya, mengenakan jaket jeans biru tua yang juga sudah sebulan lamanya tidak ku cuci, dan mencabut handphone-ku yang sedari tadi aku cas.
"Halo Put, gua udah di depan kosan lu"
"Oke-oke sebentar, gua pake kerudung dulu"
Tak lama kemudian, keluarlah seorang perempuan mengenakan pakaian panjang menyerupai daster berwarna biru muda beralaskan sendal jepit hitam sambil menggendong seorang bayi di tangannya. "Nyari siapa mas?" ternyata yang keluar ibu kos.
"Oh ini bu, saya nunggu temen, Putrinya ada?"
Tak berselang sedetik pun, Putri keluar dari pintu sambil membawa tas lengan berwarna pink miliknya.
"Eh maaf ya, lo lama ya tadi nunggunya?"
"Gapapa, udah biasa ngojek kok gue"
"HAHAHA apasih lo" dia tertawa seperti menyeringai dan menunjukkan gigi-giginya yang tersusun rapi.
Di sepanjang jalan, dia hanya diam sambil sesekali menengadahkan kepalanya untuk melihat langit yang sudah menghitam dari tadi. Kami pun pergi menuju tempat makan bergerobak di pinggir jalan. Kami memesan siomay. Memang Bandung terkenal akan kuliner jalanannya yang tak hanya enak, tapi juga seringkali membuat siapapun rindu dan ingin kembali lagi.
"Lo tau gak sih, gua abis dimarahin bonyok gua. Gara-gara keinginan gua gak sama kaya keinginan mereka. Mereka mau gua daftar FK lagi tahun depan, tapi gua udah nyaman banget di ITB."
"Nyaman sama gue maksudnya?" tanya ku bercanda, karena terlihat jelas air mata tanda batinnya sedang tertekan sebentar lagi akan keluar.
"Ih apasih lo, gua serius juga. lu kalo gini trus gua pulang nih"
"Yaudah sana jalan kaki, hati-hati ya di jalan" mengingat jarak kosannya dengan tempat kita berada cukup jauh, aku yakin dia hanya bercanda.
"Udah ah gua serius" sambil memegang kertas menu, dia memukul lenganku.
Obrolan kami pun berlanjut, diiringi dengan suara deru mobil yang saling bersahutan. Tak terasa waktu sudah menunjukkan bahwa tempat makannya akan segera tutup.
"Dek, maaf ibu harus pulang udah malem, bangkunya mau ibu rapihin." seru si ibu pedagang siomay dengan logat khas sundanya yang kental. Kami pun segera beranjak dari tempat duduk dan membayar makanan yang kami pesan, untuk kali ini aku ditraktir olehnya.
Tiba-tiba, tanpa memberi aba-aba, langitpun menunjukkan ekspresi sedihnya. Rintik hujan seketika membasahi sepatu dan motor ku yang ku parkir persis di samping gerobak milik sang ibu.
"Eh kita neduh dulu yuk, di cafe depan kayanya masih lama tutupnya." ajakku padanya yang sedang sibuk menutupi kepalanya dari derasnya air hujan. Obrolan kamipun berlanjut di sebuah cafe kecil berwarna hitam di pinggir jalan, dan ternyata ini adalah pertemuan terakhir kami sebelum,,,,,,
...........
Pagi ini suasana terasa berbeda, ada embun tebal menyelimuti pintu balkon kamar kosanku. Seolah-olah sedang memerhatikan aku yang sedari tadi belum terbangun. Seakan-akan menunggu untuk menyambut hari yang sudah berganti. Sambil setengah sadar aku menuju kamar mandi untuk mencuci muka dan melakukan rutinitas di pagi hari, wudhu, sholat, dan lain sebagainya. Setelah selesai dengan urusan dan kewajibanku di pagi itu. Aku membuka handphone untuk mengecek notifikasi, meskipun aku tahu hapeku lebih sering sepinya daripada ramenya.
Tapi kali ini, ada notifikasi direct message dari seseorang yang sudah lama tidak saling kontak.
"Zak.." begitulah pesan yang muncul di layar notifiasiku
'Hah, apaan nih?!' seruku dalam hati.
"Zakk, mau tahu sesuatu gak??? gua udah punya pacar hehe" ternyata begitu isi pesannya secara utuh, yang terdiri dari 3 bubble berwarna abu-abu.
'Huhhh' Aku menghelakan napas sehingga menghasilkan suara karbondioksida yang keluar sekaligus, secara bersamaan dari mulut. Lalu akupun beranjak dari kasur, untuk mengenakan celana training panjang. Pagi itu, sudah jadwal ku untuk pergi berolahraga jogging.
Memang, aku harus sering-sering melatih fisik, karena semesta semakin berlebihan bercandanya.
...........
Sore itu penuh dengan keramaian suara orang-orang keluar dari kelas, melepas penat yang hadir akibat beban hidup yang semakin keras. Aku berjalan menuju depan kampus untuk membeli sepiring siomay yang sudah terkenal di kalangan mahasiswa. Harganya cukup murah, hanya sekitar 10ribu dengan porsi yang cukup mengenyangkan.
"Eh Zak" terdengar suara sayup-sayup dari gerombolan orang yang ada di sebelah kiri ku. Tiba-tiba salah satu dari mereka datang menghampiri aku yang sedang sibuk membuka dompet dan mencari koin yang terselip di antara uang 2000-an.
"Hai Dzak, lu ngapain jajan di sini?" tanyanya dengan nada halus. Fakultasku memang terletak di paling pojok kampus ITB Ganesha, paling belakang dari gerbang utama depan kampus. Jadi bukan hal yang lazim, bagi seorang mahasiswa fakultasku untuk pergi sejauh itu hanya untuk membeli siomay.
"Hah.... Putri? iya gua mau sekalian ke Masjid Salman belom sholat Ashar" jawabku dengan spontan sambil setengah kaget.
"Oh iya Put," sapaku persis ketika dia mau mengalihkan pandangan untuk kembali ke teman-temannya.
"Iya kenapa zak?" katanya sambil kembali menengok ke arah ku.
"Lu inget gak, kalau dulu kita pernah makan siomay malem-malem berdua??"
"Hah?? emang kapan?" belom selesai Putri menanggapi,,,,
"Put! ayo buruan kita mau cabut" ajak teman-temannya sambil setengah berteriak.
"Eh yaudah, gua cabut duluan ya Zak, dadaahh !!" serunya, sambil setengah berlari menuju ke arah teman-temannya.........
*NP: Putri bukan nama sebenarnya
Komentar
Posting Komentar